Jumat, 16 Oktober 2015

tugas seminar pendidikan (PTK BAB I)



Seminar Pendidikan
“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada materi bersuci dari hadast dan najis Mata Pelajaran Fiqh kelas I MI At- Tauhid Kecamatan Sidoresmo Surabaya melalui Metode Demonstrasi “
Dosen Pengampu :
Jauharoti Alfin, M.si
Oleh :
Rachmatul Amaliyah Eka Putri
5 A / D07213028
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang artinya adalah proses dari belajar itu sendiri. Pembelajaran merupakan proses membelajarkan peserta didik demi mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran pada saat ini telah mengalami banyak perkembangan dari segi model, metode, dan strategi. Perkembangan dalam pembelajaran tersebut dikarenakan untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang baik itu adalah pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.  
Fiqih bila ditinjau secara harfiah artinya pintar, cerdas dan paham. Menurut pendapat T.M Hasbi Ash-Shidqy menyetir pendapat pengikut Syafi’I, Fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas.[1] Dari pengertian tersebut maka pembelajaran Fiqih adalah jalan yang dilakukan secara sadar, terarah dan terancang mengenai hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf baik bersifat ibadah maupun muamalah yang bertujuan agar anak didik mengetahui, memahami serta melaksanakan ibadah sehari-hari. Dalam pembelajaran Fiqih, tidak hanya terjadi proses interaksi antara guru dan anak didik di dalam kelas. Namun pembelajaran dilakukan juga dengan berbagai interaksi, baik di lingkungan kelas maupun musholla sebagai tempat praktek-praktek yang menyangkut ibadah.
Sesuai dengan Permenag nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa arab. Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
Selama ini Pembelajaran Fiqh yang terdapat pada MI At-Tauhid Sidoresmo Surabaya di kelas I masih cenderung menggunakan metode lama yakni metode ceramah. Hal ini dikarenakan metode ini dirasa mudah untuk digunakan, padahal metode ini kurang memotivasi siswa kelas I yang cenderung masih ingin bermain selain itu metode ini dirasa kurang menarik sehingga tujuan yang diharapkan tidak diperoleh secara maksimal.
Masalah yang terdapat pada kelas I di MI At-Tauhid pada pelajaran Fiqh Bab bersuci dari hadast dan najis ketika proses pembelajaran berlangsung, adalah karena rata-rata siswa dinilai kurang bisa membaca dan menulis sehingga menyulitkan guru dalam memahamkan siswa. Hal ini terbukti dari secara keseluruhan 37 siswa, ketika disuruh membaca dan menulis hampir 27 siswa tidak bisa membaca dan menulis. Selan itu metode guru dalam pembelajaran yang masih terfokus menggunakan metode ceramah sehingga siswa dan guru memiliki konsen yang berbeda, dan tujuan pembelajaran fiqh tidak tercapai dan guru masih harus berkonsentrasi meningkatkan kemampuan menulis dan membaca siswa.
Maka solusi yang digunakan oleh penulis adalah dengan penggunaan metode Demontrasi pada siswa kelas I MI At-Tauhid dalm pembelajaran Fiqh mengingat bahwa siswa kelas I pada semester pertama belum bisa membaca dan menulis dengan harapan tercapainya materi pelajaran fiqh dengan baik, sekaligus dapat menarik minat dan perhatian siswa selama pembelajaran sehingga guru juga tidak perlu kerepotan selama pembelajaran untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan baik.
Metode Demonstrasi adalah metode pembelajaran yang mendemonstrasikan pembelajaran secara nyata dan konkrit kepada peserta didik dengan tujuan memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan. Pada siswa kelas I MI At-Tauhid ini rata rata siswa belum bisa membaca dan menulis pada semester pertama oleh karena itu, metode demonstrasi dianggap cocok karena siswa dapat melihat dengan jelas, serta dapat menirukan apa yang disampaikan oleh guru yakni tentang bersuci dari hadast dan najis(wudhu) sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Untuk itu penelitian ini kami beri judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada materi bersuci dari hadast dan najis Mata Pelajaran Fiqh kelas I MI At- Tauhid Kecamatan Sidoresmo Surabaya melalui Metode Demonstrasi “.
B.     Rumusan Masalah
Maka dari latar belakang diatas penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah tingkat keberhasilan pembelajaran Fiqh Materi Bersuci dari hadast dan najis melalui metode Demontrasi pada kelas I MI At – Tauhid Sidoresmo Surabaya ?
Dari rumusan masalh tersebut penulis berkeinginan adanya peningkatan terhadap siswa kelas I MI At-Tauhid mata pelajaran Fiqh Materi Bersuci dari hadast dan najis melalui metode Demontrasi
2.      Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran Fiqh Materi Bersuci dari hadast dan najis melalui metode Demontrasi pada kelas I MI At – Tauhid Sidoresmo Surabaya ?
Rumusan ini bertujuan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang penulis lakukan secara rinci dan runtut dalam menerapkan metode demonstrasi selama proses pembelajaran berlangsung.
C.     Tindakan yang dipilih
1.      Mengidentifikasi masalah pokok yang terdapat dikelas atau dalam proses pembelajaran berlangsung
2.      Mencari dan memutuskan solusi yang sesuai dari masalah yang ditemukan
3.      Mengujicobakan solusi yang diambil dalam masalah tersebut.
D.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada siswa tentang mata pelajaran fiqh materi bersuci dari hadst dan najis
2.      Untuk mengetahui langkah langkah pembelajaran fiqh MI dengan menggunakan metode demonstrasi.
E.     Lingkup Penelitian
Penelitian ini ditujukan pada siswa dan siswi kelas I MI At-Tauhid yang berada di Jl.Sidoresmo Dalam 2/37 Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
F.      Manfaat penelitian
1.      Bagi akademis
Penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pendidikan dan pengajaran, khususnya pengimlikasian metode dan model dalam proses pembelajaran
2.      Secara praktis
a.       Bagi guru
Penelitian bermanfaat sebagai salah satu alternatif atau contoh proses pembelajaran yang baik pada materi lain yang relevan
b.      Bagi siswa
Penelitian ini bermanfaat bagi siswa sebagai motifasi dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c.       Bagi sekolah
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualias dan kuantitas hasil pembelajaran yang baik.


[1] T.M Hasbi Ash-Shidqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1996), hal. 29.

Rabu, 14 Oktober 2015

Sosiologi Emile Durkheim



Sosiologi Emile Durkheim
Kebanyakan dari karya Emile Durkheim adalah untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor- faktor sosial dan bukan ilahi. Emile durkheim juga berpandangan kekirian, objek sosiologis adalah fakta sosial karena sosiologis adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala hubungan sosial manusia, oleh karena itu objek utama sosiologi adalah fakta sosial, hal yang terjadi di masyarakat.
1.      Karakteristik fakta sosial :
a.       Eksternal, fakta sosial akan selalu ada sebelum individu ada dan setelah individu tiada. Artinya fakta sosial yang ada pada masyarakat tidak dipengaruhi oleh individu perorangan.
b.      Determined atau coercive, fakta sosial memaksa individu untuk sesuai dengannya, artinya bukan fakta yang harus menyesuaikan individu tetapi individu lah yang harus menyesuaikan dengan fakta yang ada
c.       General, fakta sosial tersebar luas dalam komunitas masyarakat, fakta sosial milik bersama bukan perorangan.
2.      Asumsi emile durkheim tentang fakta sosial
a.       Gejala sosial itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta perilaku yang berbeda beda dari berbagai macam karakter individu (psikologis, biologis, dan moral)
b.      Karena gejala sosial adalah fakta yang riil, maka gejala sosial dapat diamati ataupun dipelajari dengan metode positifistik.
3.      Jenis jenis fakta sosial
a.       Material, objek yang disimak, ditangkap dan diukur misalnya wujud biologis, dll
b.      Non material, objek yang dianggap nyata dan muncul dalam kesadaran manusia misalnya rasa iba,kasian, dll.
4.      Strategi menjelaskan fakta sosial
Menurut emile durkheim strategi unutk menjelaskan fakta sosial adalah dengan membandingkannya dengan fakta sosial lainnya.
5.      Solidaritas sosial.
a.       Solidaritas mekanik, kekompakan yang disimbolkan seperti kekompakan yang dimiliki sebuah mesin.
b.      Solidaritas organik, kekompakan yang disimbolkan seperti kekompakan yang dimiliki makhluk hidup.
Yang diukur
Solidaritas mekanik
Solidaritas organik
1.      Pembagian kerja
Rendah
Kuat
2.      Kesadaran bersama
Kuat
Lemah
3.      Individualis
Rendah
Tinggi
4.      Pengukuman
Komunitas terlibat
Badan kontrol sosial
5.      Saling ketergantungan
Rendah
Tinggi
6.      Komunitas
Primitif / pedesaan
Industri perkotaan
7.      Pengikat
Kesadaran kolektif
Pembagian kerja
8.      Hukum dominan
Represif
Restritutif
9.      Konsensus
Normatif
Abstrak dan umum.

6.      Teori perubahan sosial (perubahan dari solidaritas mekanik menjadi solidaritas organik) :
a.       Pertambahan penduduk
b.      Pertambahan komunitas dan interaksi
c.       Tajamnya proses perjuangan untuk hidup
d.      Adanya spesialisasi bidang keahlian
7.      Teori moralitas
Ciri ciri moralitas :
a.       Moralitas adalah suatu perwujudan dari tujuan impersonal dan umum
b.      Moralitas adalah fakta sosial, karena ia memiliki karakteristik eksternal, umum, dan memaksa
c.       Moralitas hadir dalam kesadaran individu karena dipelajari dari sebuah proses sosialisasi
d.      Moralitas akan selalu ada, emski dengan ada dan tiadanya individu
e.       Moralitas ditransmisikan dari generasi ke generasi selnajutnya.
f.       Moralitas bersifat memaksa.
3 unsur moralitas :
a.       Semangat disiplin dengan tujuan memberi sasaran dan mengembangkan keteraturan
b.      Ikatan pada kelompok
c.       Otonom.