Dalam dunia
pendidikan kita sering kali mendengar kata “reward” dan “punishmen” atau hadiah
dan hukuman. Dua konsep ini seringkali diaplikasikan oleh guru dalam
pembelajaran sebagai bentuk apresiasi dari perbuatan siswa baik berupa reward
atau hadiah dan hukuman atau punishmen. Yang akan saya bahas dalam tulisan ini
adalah tentang pemberian reward kepada peserta didik. Apakah pemberian reward
itu baik dilakukan kepada peserta didik ? maka jawabannya mari kita renungkan
bersama.
Dalam kamus
bahasa Inggris, reward diartikan sebagai ganjaran atau penghargaan
(Echols,1992:485). Pengertian reward secara umum biasa diartikan sebagai hadiah
yang diberikan atau didapatkan dengan mudah, misalnya kuis. Pengertian
pemberian reward dalam pendidikan atau metode pembelajaran dimaksudkan sebagai
sebuah penghargaan yang didapatkan melalui usaha keras anak melalui belajar, baik
melaui kelompok maupun individu yang menghasilkan prestasi belajar.
Dari paparan
pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa reward adalah hadiah atau ganjaran
yang diberikan oleh guru sebagai bentuk apresiasi dari keberhasilan peserta
didik dalam pembelajaran. Reward bisa dalam bentuk apapun misalnya pujian,
permen, score, dll. Yang menjadi masalah dalam pembelajaran seringkali guru
memancing peserta didik agar turut aktif dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan iming-iming pemberian hadiah, dan sebagainya. Hal ini
sebenarnya sangat baik bahkan Rasulullah sendiri mencontohkannya kepada
cucu-cucunya hasan dan husain, tetapi bagaimana jika pemberian reward tadi
justru secara tidak langsung menjadikan peserta didik menjadi individu yang
pragmatis ????
Pragmatisme
adalah aliran filsafat
yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan
dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya
yang bermanfaat secara praktis.[1]
Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting
melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
Secara sederhananya
individu pragmatis adalah individu yang selalu melakukan segala hal dengan
melihat kemanfaatan yang ada. Misalnya peserta didik akan sangat brsemangat
menjawab tanya jawab dari guru ketika guru memberikan reward berupa permen atau
nilai yang bagus. Atau peserta didik akan rajin mengerjakan tugas dengan
harapan akan diberi hadiah, hal tersebut sebenarnya baik karena dapat
memotivasi peserta didik tapi jangan lupa jika hal tersebut bisa berkelanjutan kepada
peserta didik, mereka tidak akan mau turut aktif jika guru tidak memberikan
reward serupa dan seterusnya akan tertanam dalam sikap peserta didik hingga dia
menjadi individu dalam masyarakat. Lantas apa yang harus dilakukan oleh guru
??? apakah pemberian reward tidak boleh dilakukan?? Tentu saja tidak hanya saja
dalam pemberian reward guru jangan lupa apa tujuan yang lebih penting dibalik pemberian
reward tersebut. Terimakasih !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar